Beras Coklat vs Beras Merah– Dewasa ini kesadaran orang untuk menjalankan gaya hidup yang lebih sehat semakin meningkat. Orang-orang mulai peduli tentang makanan apa yang sebaiknya mereka konsumsi. Sebab, tidak semua makanan memiliki kandungan nutrisi dan gizi yang sama. Contohnya saja makanan pokok yang sering Anda konsumsi setiap hari.
Ada beras yang kandungan gizinya tinggi, ada juga yang sedikit. Terdapat 2 jenis beras yang sedang “naik daun” di kalangan masyarakat yaitu beras coklat dan beras merah. Kedua beras ini dikenal memiliki nutrisi yang banyak. Hal itu juga yang membuat orang bingung memilih antara beras coklat vs beras merah. Temukan informasi beras coklat vs beras merah pada artikel berikut ini.
Beras Coklat VS Beras Merah :
Beras Coklat
Beras coklat adalah beras yang dibuang bagian sekam (kulit luarnya). Jika beras coklat terus dipoles, nantinya akan menjadi beras putih. Selain itu, beras coklat tergolong ke dalam biji-bijian utuh. Beras yang masih terdapat bagian kulit arinya seperti beras coklat mempunyai nutrisi yang lebih besar daripada beras poles.
Apabila dilihat dari segi nutrisi, kandungan gizi beras coklat dan beras merah relatif sama. Beras coklat mengandung serat, karbohidrat, protein, zat besi, zat seng, kalsium, vitamin B, mangan, magnesium dan selenium. Beras coklat memiliki indeks glikemik sebesar 55.
Namun, kandungan antioksidan beras coklat tidak sebanyak antioksidan dalam beras merah. Antioksidan beras coklat lebih rendah dibandingkan beras merah. Fungsi antioksidan sendiri ialah memelihara kesehatan tubuh dengan melawan pengaruh buruk radikal bebas.
Meskipun mempunyai antioksidan yang lebih sedikit daripada beras merah, beras coklat juga menyimpan beberapa kelebihan. Beras coklat memiliki rasa yang terbilang lebih enak dibandingkan rasa beras merah. Hal itu dikarenakan beras coklat bisa berasal dari varietas unggul beras putih yang tidak mengalami pemolesan. Aroma beras coklat yang dimasak juga khas wangi beras. Kelebihan lain beras coklat daripada beras merah yaitu teksturnya lebih pulen dan empuk. Dapat dikatakan apabila beras coklat bisa menjadi makanan alternatif bagi Anda yang kurang suka rasa beras merah.
Beras Merah
Sama halnya dengan beras coklat, beras merah juga termasuk ke dalam golongan biji-bijian utuh. Sebab, beras merah dibuang atau dihilangkan kulit luarnya yang keras saja. Sementara itu, kulit ari beras merah masih tersisa dan menyebabkan beras merah mengandung mineral serta vitamin penting.
Beras merah memiliki beberapa kandungan nutrisi diantaranya ialah kalsium, selenium, mangan, magnesium, vitamin B, vitamin E, zat besi, serat, zat seng dan karbohidrat kompleks. Kadar glikemik beras merah sama dengan indeks glikemik beras coklat yaitu di angka 55. Akan tetapi, beras merah diperkaya antioksidan yang lebih banyak daripada beras coklat. Antioksidan bernama antosianin bisa ditemukan pada buah, sayur dan biji-bijian yang berwarna merah atau keunguan seperti beras merah.
Kandungan antioksidan dalam beras merah jumlahnya 10 kali lebih tinggi dibandingkan antioksidan beras coklat. Hal tersebut membuat beras merah sebagai sumber antioksidan yang kuat. Dengan mengonsumsi beras merah, kesehatan Anda lebih terjaga dan tidak mudah terkena dampak buruk radikal bebas. Sistem kekebalan tubuh Anda juga semakin menguat.
Soal rasa beras merah memang cenderung agak hambar. Untuk aroma beras merah sendiri tidak jauh berbeda dengan beras coklat yaitu wangi khas beras ketika matang. Memasak beras merah biasanya perlu direndam dulu atau menggunakan air yang lebih banyak. Tujuannya agar tekstur nasi merah menjadi empuk. namun khusus beras merah dari ekafarm tidak perlu di rendam terlebih dahulu jika ingin memasaknya.
Nah, demikianlah artikel mengenai beras coklat vs beras merah. Anda bisa memilih beras merah vs beras coklat. Namun, pilihan yang lebih sehat adalah dengan mengonsumsi kedua jenis beras tersebut. Karena beras coklat vs beras merah ini sangat bagus sekali untuk terus dikonsumsi.
Saya adalah pejuang pangan organik, hal ini di karenakan banyaknya hal negativ yang saya rasakan jika tidak mengkonsumsi makanan organik, seperti daya tahan tubuh yang mudah drop dan lainnya