Dampak Penggunaan Pestisida bagi Lingkungan dan Kesehatan

Dampak Penggunaan Pestisida bagi Lingkungan dan Kesehatan

Dampak penggunaan pestisida bagi lingkungan – Pestisida adalah zat atau bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu, seperti hama, gulma, atau penyakit pada tanaman. Pestisida dapat berupa bahan kimia sintetis atau bahan alami dari tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme. Penggunaan pestisida bertujuan untuk meningkatkan hasil dan kualitas produksi pertanian, namun juga memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

Artikel ini akan membahas tentang perbedaan pestisida nabati dan pestisida kimia, bahaya pestisida bagi manusia, dan produk makanan organik sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Perbedaan Pestisida Nabati dan Pestisida Kimia

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan, seperti bawang putih, kunyit, cabai, atau daun sirih. Produk yang berasal dari pestisida nabati biasanya memiliki efek mengusir, menolak, atau menghambat perkembangan hama, tetapi jarang membunuhnya. Pestisida nabati juga mudah terurai oleh sinar matahari dan tidak meninggalkan residu berbahaya di tanah atau air. Dibuat dengan mudah menggunakan bahan yang murah dan peralatan yang sederhana. Pestisida nabati lebih aman bagi lingkungan, tanaman, dan manusia, namun memiliki kelemahan seperti daya tahan yang rendah, ketersediaan yang terbatas, dan efektivitas yang bervariasi.

Pestisida kimia adalah pestisida yang bahan aktifnya direkayasa di laboratorium atau pabrik dari berbagai bahan kimia, seperti organofosfat, karbamat, atau piretroid. Produk pestisida kimia biasanya memiliki efek mematikan atau meracuni hama, baik melalui kontak, perut, atau pernafasan. Pestisida yang terbuat dari bahan kimia juga memiliki daya tahan yang tinggi dan efektivitas yang tinggi. Pestisida kimia dapat diproduksi dalam skala besar dan mudah diaplikasikan dan juga lebih efektif bagi pengendalian hama, namun memiliki dampak negatif bagi lingkungan, tanaman, dan manusia, seperti pencemaran, kerusakan ekosistem, resistensi hama, dan keracunan.

Bahaya Pestisida bagi Manusia

Paparan pestisida bagi manusia dapat terjadi melalui berbagai cara, seperti kontak kulit, inhalasi, ingestsi, atau injeksi. Paparan pestisida dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, baik akut maupun kronis, tergantung pada jenis, dosis, durasi, dan frekuensi paparan. Beberapa bahaya pestisida bagi manusia adalah:

Iritasi kulit, mata, hidung, atau tenggorokan

  1. Gangguan sistem saraf, seperti sakit kepala, pusing, mual, muntah, kejang, tremor, atau kelemahan otot
  2. Gangguan sistem pernapasan, seperti batuk, sesak napas, asma, atau edema paru
  3. Gangguan sistem pencernaan, seperti diare, kram perut, atau perdarahan usus
  4. Gangguan sistem endokrin, seperti gangguan hormon, kesuburan, atau reproduksi
  5. Gangguan sistem imun, seperti alergi, infeksi, atau kanker
  6. Gangguan sistem kardiovaskular, seperti hipertensi, aritmia, atau serangan jantung
  7. Gangguan sistem hematologi, seperti anemia, leukopenia, atau trombositopenia
  8. Gangguan sistem hepatobiliari, seperti hepatitis, sirosis, atau kanker hati
  9. Gangguan sistem ginjal, seperti nefritis, gagal ginjal, atau kanker ginjal

Dampak Pestisida bagi Lingkungan

Pestisida dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan, antara lain:

  1. Pencemaran air: Pestisida dapat masuk ke air tanah dan air permukaan melalui limpasan air hujan dan irigasi. Pestisida yang terkontaminasi air dapat membahayakan kehidupan air, seperti ikan, burung, dan amfibi.
  2. Pencemaran tanah: Pestisida dapat tertinggal di tanah setelah digunakan. Pestisida yang terkontaminasi tanah dapat membahayakan tanaman, hewan, dan manusia.
  3. Kematian organisme non-target: Pestisida dapat membunuh organisme non-target, seperti serangga bermanfaat, burung, dan ikan.
  4. Resistensi hama: Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat menyebabkan hama menjadi resisten terhadap pestisida tersebut. Hal ini dapat membuat pengendalian hama menjadi lebih sulit dan mahal.

Baca Juga : Jauhkan Pestisida Dari Anak-Anak

Produk Makanan Organik Bebas Pestisida Berbahaya

Produk makanan organik adalah produk makanan yang berasal dari tanaman atau hewan yang dibudidayakan secara organik, yaitu tanpa menggunakan pestisida, pupuk, hormon, antibiotik, atau bahan kimia lainnya yang berbahaya dan juga bebas dari bahan pengawet, pewarna, perasa, atau bahan tambahan lainnya yang buatan. Berikut ini keunggulan dari produk makanan organik, seperti:

  • Lebih sehat, karena mengandung nutrisi yang lebih tinggi, residu yang lebih rendah, dan antioksidan yang lebih banyak
  • Lebih lezat, karena memiliki rasa, aroma, dan tekstur yang lebih alami dan segar
  • Lebih ramah lingkungan, karena tidak menyebabkan pencemaran, kerusakan, atau perubahan ekosistem
  • Lebih adil, karena memberikan kesempatan yang lebih besar bagi petani kecil dan masyarakat lokal
  • Produk makanan organik yang sudah banyak tersedia di Indonesia adalah beras, buah dan sayuran, ayam, telur, susu dan yogurt, dan produk perkebunan, seperti madu, kopi, dan vanila.
  • Produk makanan organik dapat dikenali dari label organik yang diberikan oleh lembaga sertifikasi yang berwenang, seperti BioCert, Organik Indonesia, atau Control Union.

Penggunaan pestisida merupakan salah satu cara untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman, namun juga memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Pestisida dapat dibedakan menjadi pestisida nabati dan pestisida kimia, yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pestisida nabati lebih aman dan ramah lingkungan, namun kurang efektif dan stabil.

Baca Juga : 12 sayur buah terkontaminasi pestisida, beras arsenik…

Mengubah Paradigma dalam Pertanian dan Konsumsi

Pestisida kimia lebih efektif dan stabil, namun berbahaya dan beracun. Paparan pestisida dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari iritasi, gangguan sistem organ, hingga kanker. Produk makanan organik merupakan alternatif yang lebih sehat dan ramah lingkungan, karena tidak menggunakan pestisida atau bahan kimia lainnya yang berbahaya. Produk makanan organik juga lebih lezat, adil, dan berkualitas. Untuk itu, penggunaan pestisida sebaiknya dikurangi atau diganti dengan metode pengendalian hama yang lebih alami dan berkelanjutan.

Anda ingin hidup sehat dan bahagia? atau anda ingin menikmati makanan yang lezat dan bergizi? Anda ingin mendukung petani lokal dan lingkungan? Jika jawaban Anda ya, maka Anda harus memilih produk makanan organik dari Eka Farm. Eka Farm adalah produsen makanan organik yang terpercaya dan berkualitas. Eka Farm menyediakan berbagai produk makanan organik, seperti beras diabetes, beras untuk diet, tepung Garut, dan masih banyak lagi. Semua produk makanan organik Eka Farm dibudidayakan secara alami, tanpa pestisida, pupuk kimia, hormon, atau bahan berbahaya lainnya.

Produk makanan organik Eka Farm juga bersertifikat organik dari lembaga resmi pemerintah Indonesia, yang menjamin mutu dan keamanannya. Produk makanan organik Eka Farm memiliki banyak manfaat bagi kesehatan Anda, seperti meningkatkan sistem imun, mencegah penyakit, dan menjaga berat badan ideal.Produk makanan organik Eka Farm juga mendukung petani lokal dan lingkungan, dengan memberikan harga yang adil dan menjaga keseimbangan ekosistem. Tunggu apa lagi? Pesan sekarang juga produk makanan organik Eka Farm, dan rasakan sendiri perbedaannya. Produk makanan organik Eka Farm, makanan sehat untuk keluarga bahagia.

Jangan lewatkan artikel menarik lainnya tentang Kaitan Kanker Payudara dan Pestisida

Beras yang Cocok Untuk Diet Menuju Berat Badan Ideal Impian

Beras yang Cocok Untuk Diet Menuju Berat Badan Ideal Impian

Beras yang cocok untuk diet Eka Farm –  Diet sehat merupakan pendekatan holistik terhadap pola makan yang bertujuan untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan. Lebih dari sekadar alat untuk menurunkan berat badan, diet sehat mengutamakan keseimbangan nutrisi dan asupan makanan yang memberikan manfaat jangka panjang bagi tubuh. Tujuan utamanya adalah menjaga berat badan ideal, mendukung fungsi optimal organ tubuh, dan mencegah penyakit kronis. Banyak orang masih mengaitkan diet dengan pengurangan kalori untuk penurunan berat badan, padahal sejatinya diet sehat adalah tentang pemilihan makanan yang memberikan nutrisi penting seperti vitamin, mineral, protein, dan serat.

Dalam konteks diet sehat, makanan bukanlah musuh, tetapi sumber energi dan bahan bakar untuk tubuh. Oleh karena itu, penting untuk merinci jenis makanan yang dikonsumsi dan memahami kebutuhan nutrisi pribadi. Salah satu mitos yang umum adalah pandangan bahwa nasi secara otomatis harus dihindari karena dianggap sebagai sumber karbohidrat yang dapat menghambat penurunan berat badan. Sebenarnya, nasi adalah bagian penting dari diet sehat, dan kesalahpahaman ini sering muncul karena kurangnya pemahaman tentang jenis nasi dan cara konsumsinya.

Selain itu, mitos sering kali menciptakan kesalahpahaman tentang porsi. Makan nasi dalam jumlah yang terukur dan seimbang tetap dapat menjadi bagian integral dari diet sehat. Menggabungkan nasi dengan protein dan sayuran dapat memberikan nutrisi yang lengkap dan membantu menjaga rasa kenyang, yang pada gilirannya dapat membantu mengontrol asupan kalori.

Beras organik, sebagai bagian integral dari program diet sehat, menyajikan pilihan yang bermakna untuk mereka yang mengutamakan kesehatan dan keberlanjutan dalam pola makan mereka. Berbeda dengan beras konvensional, beras organik ditanam tanpa menggunakan pestisida atau pupuk kimia sintetis, yang dapat memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan dan lingkungan. Dalam konteks diet, beras organik adalah beras yang cocok untuk diet dan menawarkan beberapa keunggulan yang dapat mendukung pencapaian tujuan kesehatan.

Baca Juga : Beras Merah untuk Diabetes: Pilihan Nutrisi untuk Mengatasi Diabetes dengan Lebih Baik

Keunggulan Beras Organik | Beras yang Cocok untuk Diet

Beras organik merupakan pilihan yang cerdas untuk memperkaya program diet sehat Anda, membawa berbagai keunggulan nutrisi dan kesehatan yang dapat mendukung tujuan kesejahteraan secara menyeluruh. Berikut adalah beberapa keunggulan beras organik yang dapat menjadi pilihan utama dalam diet Anda:

  1. Bebas dari Pestisida dan Bahan Kimia Berbahaya
    Beras organik ditanam tanpa menggunakan pestisida atau bahan kimia sintetis yang umumnya digunakan dalam pertanian konvensional. Kebebasan dari residu pestisida membuat beras organik menjadi opsi yang lebih aman dan bersih bagi kesehatan Anda.
  2. Kandungan Nutrisi yang Lebih Tinggi
    Tanah yang ditanami secara organik cenderung kaya akan nutrisi karena penggunaan pupuk alami dan praktik pertanian berkelanjutan. Sebagai hasilnya, beras organik dapat memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi, termasuk vitamin, mineral, dan antioksidan yang mendukung kesehatan tubuh secara menyeluruh.
  3. Mengandung Antioksidan yang Dibutuhkan Tubuh
    Beras organik, khususnya varietas dengan warna yang lebih gelap seperti beras merah atau beras hitam, cenderung mengandung antioksidan yang tinggi. Antioksidan membantu melawan radikal bebas dalam tubuh, yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan dan mendukung kesehatan seluler.
  4. Untuk Sistem Pencernaan yang Bagus
    Kandungan serat yang lebih tinggi dalam beras organik, terutama pada varietas merah dan coklat, dapat membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan. Serat membantu mengatur pencernaan, meminimalkan perasaan lapar berlebihan, dan mendukung kesehatan usus.
  5. Kandungan Gluten yang Rendah
    Beberapa varietas beras organik, seperti beras merah atau beras hitam, cenderung rendah gluten, membuatnya cocok untuk mereka yang memiliki sensitivitas gluten atau sedang menjalani diet bebas gluten.

Baca Juga : Memahami Peran Beras Glikemik Rendah dalam Diet Sehat

Keberhasilan Diet Anda Ditentukan oleh Asupan Makanan Tiap Harinya

Asupan makanan harian memainkan peran sentral dalam menentukan keberhasilan diet Anda. Berbagai keputusan makan yang diambil setiap hari memiliki dampak signifikan terhadap pencapaian tujuan kesehatan dan kebugaran Anda. Nutrisi dari makanan memberikan energi, vitamin, mineral, dan zat-zat lain yang mendukung berbagai proses biologis, termasuk metabolisme, pertumbuhan sel, dan pemeliharaan fungsi organ.

Keseimbangan nutrisi yang baik adalah kunci untuk keberhasilan diet jangka panjang. Dalam setiap makanan harian, penting untuk memastikan adanya kombinasi yang seimbang antara karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral. Ini membantu menghindari defisiensi nutrisi dan mendukung kesehatan secara menyeluruh. Kami menyediakan beras yang cocok untuk diet, menunjang program diet anda. Tidak perlu khawatir menghindari nasi dalam menjalankan program diet. Hubungi langusng di nomer WA +628111650296 untuk informasi dan pemesanan.

Jangan lewatkan artikel menarik lainnya Mengatur Pagi Anda dengan Sarapan Pengganti Diet yang Menyehatkan

3 Bahaya Penggunaan Pestisida. Ini Resikonya…

3 Bahaya Penggunaan Pestisida. Ini Resikonya…

Bahaya Penggunaan Pestisida – Pestisida merupakan racun yang dapat mematikan jasad hidup, maka dalam penggunaannya dapat memberikan pengaruh yang tidak diinginkan terhadap kesehatan manusia serta lingkungan pada umumnya. Pestisida yang disemprotkan segera bercampur dengan udara dan langsung terkena sinar matahari. Dalam udara pestisida dapat ikut terbawa angin, makin jauh diterbangkan aliran angin. Lebih dari 75% pengaplikasian pestisida dilakukan dengan cara penyemprotan, sehingga memungkinkan butir-butir cairan tersebut melayang, menyimpang dari aplikasi. Pengaplikasian pestisida yang dilakukan dengan penyemprotan dapat meninggalkan 60% sampai 99% pada target atau sasaran sedangkan penggunaan serbuk hanya 10% hingga 40% yang mencapai target sedangkan sisanya melayang bersama aliran angin atau mencapai tanah. sehubung dengan sifat tersebut, komisi pestisida telah mengidentifikasi berbagai kemungkinan yang timbul sebagai akibat penggunaan pestisida. 

Ini dia Bahaya Penggunaan Pestisida untuk tubuh dan lingkungan :

  1. Dampak Pada Kesehatan Manusia

Bahaya Penggunaan Pestisida yang pertama adalah Memberikan dampak pada kesehatan manusia. Penggunaan pestisida yang merupakan racun bagi organisme pengganggu tanaman dapat menjadi racun bagi manusia. Dampak pestisida dapat terjadi pada pemakai dan pekerja yang berhubungan dengan pestisida seperti petani, pengecer pestisida, atau pekerja gudang pestisida. Penelitian mengenai dampak mengenai dampak penggunaan pestisida dengan kesehatan pada petani menunjukan bahwa terdapat gangguan kesehatan seperti mual-mual, muntah, pusing dan gatal – gatal pada kulit. 

Baca Juga : 3 Bahaya Pestisida Bagi Ibu hamil. Ini Dia Resikonya

Pestisida dapat meracuni manusia atau hewan ternak melalui mulut, kulit, dan pernapasan. Keracunan pestisida dapat dibedakan berdasarkan jumlah pestisida yang masuk kedalam tubuh. Keracunan akut dapat mengakibatkan kematian. Keracunan kronis yaitu apabila pestisida masuk ke dalam tubuh secara berangsur – angsur dalam jumlah yang sangat kecil. Keracunan kronis dapat menyebabkan perubahan histologis dan genetis pada tubuh. 

Baca Juga : 4 Dampak Paling Bahaya Pestisida bagi Manusia

2. Residu pestisida

Bahaya Penggunaan Pestisida yang selanjutnya adalah tertinggalnya residu pestisida. Banyak penyakit yang sering dikaitkan dengan adanya residu pestisida di dalam tubuh manusia karena sifat racunnya yang bersifat kronik. Terdapat beberapa senyawa pestisida seperti DDT, amino trizol, aldrin, dieldrin dan PCB yang dapat menyebabkan penyakit kanker. Menurut peraturan menteri pertanian No. 45 tahun 2009 menyebutkan residu pestisida adalah sisa pestisida, termasuk hasil perubahanya yang terdapat pada atau dalam jaringan manusia, hewan, tumbuhan, air, udara, atau tanah. Apabila jenis pestisida mempunyai resiko yang terlalu tinggi pada tanaman maka akan membahayakan manusia atau ternak yang mengkonsumsi tanaman tersebut. Besarnya residu pestisida yang tertinggal dalam produk pertanian dapat dilihat dari pemakaian dosis banyaknya dan intervensi aplikasi. Selain itu dapat dilihat juga dari faktor – faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi pengurangan residu, jenis tanaman yang diperlukan, formulasi pestisida dan cara aplikasinya, jenis bahan aktif, dan prestasinya, serta saat aplikasi terakhir sebelum produk pertanian dipanen. 

Baca Juga : Kaitan Kanker Payudara dan Pestisida

3. Dampak Pada Lingkungan

Bahaya Penggunaan Pestisida yang terakhir adalah dampak pada lingkungan. Pencemaran air dan tanah di lingkungan perairan, pencemaran pada air oleh pestisida terutama terjadi melalui air dari tempat kegiatan manusia yang menggunakan pestisida dalam usaha menaikkan produksi pertanian dan peternakan. Jenis – jenis pestisida yang persisten tidak mengalami degradasi dalam tanah, namun akan terjadi akumulasi pestisida pada tanah. Dalam air, pestisida dapat mengakibatkan biology magnification, pada pestisida yang persisten dapat mencapai komponen terakhir yaitu manusia melalui rantai makanan. Pestisida dengan formulasi granula, mengalami proses dalam tanah dan air sehingga ada kemungkinan untuk mencemari tanah dan air. 

 

Nah, itu dia artikel tentang 3 Bahaya Penggunaan Pestisida . Jika anda sedang mencari BERAS ORGANIK gunakanlah BERAS ORGANIK dari EKA FARM karena beras organik eka farm tidak menggunakan pestisida dan bahan kimia pada proses pengolahannya sehingga aman untuk di konsumsi. kamu dapat membelinya melalui Whatsapp 0811-2650-296 atau kunjungi web kami di PRODUSEN BERAS ORGANIK YOGYAKARTA

Waspada Bahaya Residu Pestisida Pada Bahan Pangan !!

Waspada Bahaya Residu Pestisida Pada Bahan Pangan !!

Bahaya Residu Pestisida Pada Bahan Pangan – Pangan merupakan kebutuhan dasar pokok setiap manusia yang perlu dipenuhi setiap saat. Kontaminasi pada makanan dapat terjadi melalui kontaminasi biologis, kontaminasi pada makanan dapat terjadi melalui kontaminasi biologis, kontaminasi kimiawi dan kontaminasi fisik. kontaminasi ini dapat terjadi mulai dari proses penanaman bahan pangan. Pada saat proses penanaman, petani seringkali menggunakan pestisida kimia untuk mencegah adanya organisme pengganggu tanaman. Karena hal ini dinilai lebih efektif jika dibandingkan dengan metode lain. 

 

Pestisida yang digunakan pada tanaman sebagian akan mengenai sasaran, mengenai tanaman, terbawa oleh angin dan sebagian lainnya akan jatuh ke tanah dan air yang dapat mencemari lingkungan. Dengan seiring nya waktu sebagian pestisida akan menguap ke udara dan sebagian lagi akan terurai karena pengaruh cahaya, kelembaban enzim dan jasad renik. Penggunaan pestisida akan meninggalkan residu pada produk pertanian. Residu adalah sisa racun adalah sisa racun pestisida yang tertinggal pada tanaman. Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya residu yang tertinggal yaitu, dosis yang digunakan, banyaknya dan interval aplikasi, jenis bahan aktif dan persistensinya serta saat aplikasi terakhir sebelum produk pertanian dipanen. Bahaya Residu Pestisida Pada Bahan Pangan ditentukan oleh daya racun baik akut maupun kronik. Berdasarkan penelitian ardiwinata dan nursyamsi mengatakan masih banyak ditemukan residu insektisida organoklorin pada lahan sawah. Sedangkan penggunaan insektisida organoklorin telah dilarang untuk digunakan.

Baca Juga : 3 Bahaya Pestisida Bagi Ibu hamil. Ini Dia Resikonya

Salah satu bahan pangan dengan komoditas tertinggi yaitu buah, sayur, dan beras. Banyak yang mengkonsumsinya dalam keadaan segar sehingga kemungkinan mengandung residu pestisida melebihi batas maksimum . Karena disemprot pestisida secara langsung pada proses produksi.

Untuk mengurangi Bahaya Residu Pestisida Pada Bahan Pangan, Berikut tips yang dapat dilakukan: 

 

  • Gunakan Bahan pangan Organik

Salah satu cara untuk mengurangi Bahaya Residu Pestisida Pada Bahan Pangan yang paling ampuh adalah menggunakan bahan pangan yang organik, Karena bahan pangan yang organik TIDAK mengandung pestisida dan jenis bahan kimia apapun sehingga sangat aman jika dikonsumsi oleh manusia. Selain itu bahan pangan organik tidak meninggalkan residu pada lahan yang telah ditanami atau digunakan untuk memproduksi bahan pangan organik. Salah satu bahan pangan yang tidak mengandung pestisida kimia adalah BERAS ORGANIK EKA FARM. Gunakanlah BERAS ORGANIK dari EKA FARM karena beras organik memiliki kandungan vitamin dan serat yang lebih tinggi. Juga tidak menggunakan pestisida dan bahan kimia dalam penanaman dan pengolahannya. Anda dapat membelinya melalui Whatsapp 0811-2650-296 atau kunjungi web kami di PRODUSEN BERAS ORGANIK YOGYAKARTA.

Baca Juga : 4 Dampak Paling Bahaya Pestisida bagi Manusia

  • Pencucian bahan pangan

Cara untuk mengurangi Bahaya Residu Pestisida Pada Bahan Pangan yang paling murah dan mudah adalah melakukan pencucian pada setiap bahan pangan yang akan dikonsumsi atau disimpan. Cara ini sudah banyak dilakukan oleh petani maupun oleh konsumen selaku pihak yang memanfaatkan hasil pertanian. Berbagai penelitian menunjukan metode pencucian bahan pangan sebelum dikonsumsi menunjukkan dapat menurunkan kadar residu pestisida secara signifikan. 

Baca Juga : Kaitan Kanker Payudara dan Pestisida

  • Mengupas atau membuang lapisan luar pada bahan pangan

Cara untuk mengurangi Bahaya Residu Pestisida Pada Bahan Pangan yang terakhir adalah dengan cara mengupas atau memotong lapisan luar pada bahan pangan. Jangan pernah merasa ragu untuk mengupas atau membuang lapisan luar pada bahan pangan. Karena pada lapisan luar tersebutlah yang paling banyak terpapar pestisida, sehingga tidak baik untuk dikonsumsi.

3 Bahaya Pestisida Bagi Ibu hamil. Ini Dia Resikonya

3 Bahaya Pestisida Bagi Ibu hamil. Ini Dia Resikonya

Bahaya Pestisida Bagi Ibu hamil – Pestisida merupakan bahan kimia yang sering digunakan petani untuk membunuh hama, baik insekta, jamur maupun gulma. Pestisida telah secara luas digunakan untuk tujuan memberantas hama dan penyakit tanaman dalam bidang pertanian. Pestisida juga digunakan dirumah tangga untuk memberantas nyamuk, kecoa dan berbagai serangga pengganggu lainnya. Di sisi lain dampak efek buruk pestisida ini secara nyata banyak menimbulkan keracunan pada orang. Terlebih jika langsung terpapar oleh ibu hamil, karena dapat memberikan efek buruk bagi ibu hamil dan janin yang ada di dalamnya.

 

Pestisida masuk ke dalam tubuh ibu hamil dapat melalui kulit mulut, dan saluran pencernaan serta pernafasan. Senyawa pestisida, selanjutnya masuk ke dalam peredaran darah ibu plasenta, tali pusat janin. Cara satu satunya agar tidak terkena dampak buruk dari pestisida yaitu tidak menggunakan atau mengkonsumsi makanan yang mengandung pestisida. Salah satu makanan yang tidak mengandung pestisida adalah BERAS ORGANIK EKA FARM. Gunakanlah BERAS ORGANIK dari EKA FARM karena beras organik tidak menggunakan pestisida dan bahan kimia dalam penanaman dan pengolahannya. kamu dapat membelinya melalui Whatsapp 0811-2650-296 atau kunjungi web kami di PRODUSEN BERAS ORGANIK YOGYAKARTA

Baca Juga : 4 Dampak Paling Bahaya Pestisida bagi Manusia

Bahaya Pestisida Bagi Ibu hamil

  • Abortus Spontan

Bahaya Pestisida Bagi Ibu hamil yang pertama adalah abortus spontan. Abortus adalah berhentinya kehamilan sebelum minggu ke 20 (terhitung hari pertama menstruasi terakhir) sebelum janin mencapai berat 500 gram. Prevalensi abortus spontan di seluruh dunia bervariasi, namun secara umum mencapai 0,3%. Berdasarkan penelitian di sentral pertanian kabupaten brebes jawa tengah, selama kurun waktu april – november 2007 menyebutkan bahwa wanita yang terpapar pestisida berisiko 59% lebih tinggi mengalami abortus spontan dibandingkan wanita yang tidak terpapar. 

Baca Juga : RISIKO PAPARAN PESTISIDA PADA PETANI PEREMPUAN

Residu pestisida organofosfat dapat menyebabkan penurunan aktivitas kolinesterase yang dapat menyebabkan keracunan dan anemia. Hal ini merupakan salah satu pencetus terjadi abortus spontan. Selain itu pestisida jenis organoklorin pada ibu hamil dapat menyebabkan terjadinya keguguran dan kelahiran mati. Beberapa penelitian juga membuktikan senyawa organocholrin bertindak sebagai antagonis kehamilan dan dapat menyebabkan abortus spontan, kelahiran prematur atau lahir mati.

Baca Juga : Kaitan Kanker Payudara dan Pestisida

  •  Keracunan

Bahaya Pestisida Bagi Ibu hamil yang kedua adalah Keracunan. Keracunan pestisida merupakan salah satu resiko kesehatan pada petani. Setidaknya setiap tahun diperkirakan lima juta kasus keracunan pestisida di dunia dan 220.000 berakhir dengan kematian. Secara umum, dampak pestisida adalah menstimulasi sistem saraf pusat sehingga menyebabkan kejang, sakit kepala, kesemutan, tremor dan diskriminasi. Pestisida akan menghambat enzim acetylcjolinesterasem yang mengarah pada akumulasi asetilkolin di jaringan  saraf dan pada organ gerak. Jika keracunan terjadi terus menerus maka efek kronis yang timbul antara lain berat badan menurun, anemia, anorexia dan neuropati tertunda. 

Baca Juga : Jauhkan Pestisida Dari Anak-Anak

  • Autisme

Bahaya Pestisida Bagi Ibu hamil yang ketiga adalah Autisme. Pestisida memiliki efek endocrine dioscorine disruptor chemicals (EDC) atau pengganggu sistem endokrin. Endocrine disruptor chemical melakukan inhibisi terhadap reseptor tiroid. Inhibisi hormon tiroid oleh berbagai golongan pestisida ini dapat menyebabkan kondisi hipotiroid bagi individu yang terkena paparannya, termasuk pada ibu hamil. Penurunan kadar tiroid dapat menurunkan kemampuan dari pertumbuhan dendrit pada sel purkinje di cerebellum yang diperantarai oleh hormon tiroid. Hal tersebut dapat mempengaruhi neuroanatomi dan neuro istri berupa neurotransmitter pada otak sehingga dapat menyebabkan kondisi autisme pada bayi yang dilahirkan. 

 

4 Dampak Paling Bahaya Pestisida bagi Manusia

4 Dampak Paling Bahaya Pestisida bagi Manusia

Bahaya Pestisida bagi Manusia – Pestisida merupakan golongan bahan kimia yang umum digunakan untuk membasmi hama dan gulma atau tanaman pengganggu. Hama seperti jamur, serangga, siput, dan hewan pengerat adalah organisme target pestisida. Pestisida digunakan di berbagai bidang kegiatan, mulai dari rumah tangga, kesehatan, pertanian dan lain sebagainya. Di samping itu manfaatnya pestisida juga berpotensi meracuni dan membasmi makhluk hidup lainya, termasuk tanaman dan serangga yang berguna, binatang serta manusia . Hal ini dikarenakan bahan aktif dalam pestisida tidak memiliki efek toksisitas yang spesifik, sehingga mempengaruhi baik organisme target, non target manusia maupun lingkungan dan ekosistem secara keseluruhan. Penggunaan pestisida yang tidak terkendali akan menimbulkan masalah kesehatan dan pencemaran lingkungan. Penggunaan pestisida dipengaruhi oleh daya racun, volume dan tingkat pajanan atau paparan secara signifikan mempengaruhi dampak terhadap kesehatan. 

 

Selain itu, dampak penggunaan pestisida pada tanaman juga akan meninggalkan residu pada tanaman tersebut dan pada tanah serta lingkungan sekitarnya. Apabila residu pada tanaman ini termakan oleh manusia akan berdampak buruk bagi kesehatan dikemudian hari, dan apabila residu pestisida ini terakumulasi di dalam tanah juga akan berpengaruh pada kehidupan organisme dalam tanah dan pada tanaman dalam tanah tersebut. Cara satu satunya agar tidak terkena dampak buruk dari pestisida yaitu tidak menggunakan atau mengkonsumsi makanan yang mengandung pestisida. Salah satu makanan yang tidak mengandung pestisida adalah BERAS ORGANIK EKA FARM. Gunakanlah BERAS ORGANIK dari EKA FARM karena beras organik tidak menggunakan pestisida dan bahan kimia dalam penanaman dan pengolahannya. Anda dapat membelinya melalui Whatsapp 0811-2650-296 atau kunjungi web kami di PRODUSEN BERAS ORGANIK YOGYAKARTA

Baca Juga : RISIKO PAPARAN PESTISIDA PADA PETANI PEREMPUAN

Dampak Bahaya Pestisida bagi Manusia

  1. Mempengaruhi kerja enzim dan hormon.

Bahaya Pestisida bagi Manusia yang pertama adalah mempengaruhi kerja enzim dan hormon. Ketika pestisida masuk kedalam tubuh dapat mengaktifkan aktivator sehingga enzim atau hormon tidak dapat bekerja. Pestisida tergolong sebagai endocrine disrupting chemicals (EDCS), yaitu bahan kimia yang dapat mengganggu sintesis, sekresi, transport, metabolisme, peningkatan dan eliminasi hormon – hormon dalam tubuh yang berfungsi menjaga homeostasis, reproduksi dan proses tumbuh kembang. 

Baca Juga : Kaitan Kanker Payudara dan Pestisida

2. Merusak jaringan

Bahaya Pestisida bagi Manusia selanjutnya adalah merusak jaringan. Masuknya pestisida menginduksi produksi serotonin dan histamin, hormon ini memicu reaksi alergi dan dapat menimbulkan senyawa baru yang dapat merusak jaringan.

Baca Juga : Jauhkan Pestisida Dari Anak-Anak

3. Keracunan

Bahaya Pestisida bagi Manusia yang ketiga adalah keracunan kronis. Keracunan kronis dapat ditemukan dalam bentuk kelainan saraf dan perilaku (bersifat neurotoksik) atau mutagenitas. Selain itu ada beberapa dampak kronis keracunan pestisida pada organ paru – paru hati, lambung dan usus serta mempengaruhi kerja sistem organ seperti sistem saraf, sistem hormon, sistem kekebalan tubuh. Individu yang terpapar oleh pestisida bisa mengalami batuk yang tidak juga sembuh atau merasa sesak di dada. INi merupakan manifestasi gejala penyakit bronkitis, asma, atau penyakit paru – paru lainya. Kerusakan paru-paru yang sudah berlangsung lama dapat mengarah pada kanker paru-paru. Keracunan pestisida ditandai dengan gejala penurunan kondisi kesehatan level ringan hingga berat, meskipun demikian diagnosis yang akurat memerlukan proses medis terlebih dahulu. 

Baca Juga : Bahaya Pestisida di Tubuh Anak

4. Gangguan reproduksi

Bahaya Pestisida bagi Manusia yang terakhir adalah gangguan reproduksi. Menurut beberapa penelitian mengatakan bahan pestisida kimia dapat menyebabkan gangguan reproduksi, baik pada pria maupun wanita. Pada pria pestisida dapat menyebabkan gangguan produksi sperma sedangkan pada wanita beresiko mengalami gangguan kesuburan dan melahirkan secara prematur.

Nah, itu dia artikel tentang Bahaya Pestisida bagi Manusia. Jika anda sedang mencari BERAS ORGANIK gunakanlah BERAS ORGANIK dari EKA FARM karena beras organik eka farm tidak mengandung pestisida yang berbahaya untuk tubuh. Kamu dapat membelinya melalui Whatsapp 0811-2650-296 atau kunjungi web kami di PRODUSEN BERAS ORGANIK YOGYAKARTA

APA ITU BERAS MENTIK WANGI SUSU?

APA ITU BERAS MENTIK WANGI SUSU?

Beras mentik wangi susu – Pagi, Moms. Sudah siap untuk menghadapi dan menaklukan hari ini? Tentunya, jangan lupa penuhi kebutuhan karbohidrat Anda dan keluarga untuk penuhi sumber energi tubuh. Pernah mendengar atau melihat beras mentik wangi susu di pasaran? Beras satu ini patut dipertimbangkan untuk minimal sesekali mengisi menu makan Anda karena rasa, tekstur, dan wanginya yang khas. Selain itu, beras ini pun mengandung manfaat untuk kesehatan tubuh kita. Yuk, langsung simak ulasannya.

Apa sih, beras mentik wangi susu?

Jika Anda pernah mendengar jenis beras mentik wangi ataupun jenis beras mentik susu, maka Anda sudah selangkah lebih dekat untuk mengetahui tentang beras mentik wangi susu. Beras jenis ini merupakan beras organik produk pertanian unggulan Jawa Tengah, khususnya Magelang. Meskipun merupakan varietas beras lokal, karakteristik dan kualitas berasnya sebanding dengan beras premium.

Seperti namanya, beras mentik wangi susu adalah perpaduan antara beras mentik wangi dengan beras mentik susu. Bulir padinya mirip dengan beras ketan. Warnanya putih susu, bukan bening cenderung transparan, seperti bulir beras yang umum dijumpai. Jenis beras yang mirip dengan beras ini yaitu beras pandan wangi. Akan tetapi, warna berasnya lebih putih daripada pandan wangi. Selain itu, bulir berasnya lonjong, gemuk, dan sedikit lebih panjang dibandingkan beras pandan wangi.

Bagaimana dengan kandungan gizinya? Tiap 100 gram beras mentik wangi susu mengandung gizi berupa:

  • karbohidrat 77,78 gram
  • protein 8,33 gram
  • lemak 0,91 gram
  • serat 1,10 gram

Kelebihan beras mentik wangi susu dibandingkan beras lainnya

Seperti namanya, beras ini memiliki aroma yang khas dan wangi, begitu pula dengan nasinya. Kadar zat amilosa pada beras ini pun rendah sehingga teksturnya setelah dimasak menjadi empuk dan pulen. Selain itu, mirip seperti ketan, beras mentik wangi susu ini pun cenderung lengket (sticky) setelah dimasak sehingga dalam penggunaanya, nasi mentik wangi susu dapat digunakan sebagai bahan nasi sushi, lontong. Karakter nasi mentik wangi susu yang lengket tersebut membuat beras ini dijuluki ‘beras jepang’. Kelebihan nasi yang dihasilkan dari beras mentik wangi susu yaitu nasinya tidak mudah bau. Selain itu,  aroma wangi dari beras ini sudah tercium sejak Anda mencuci berasnya.

BACA: Mengenal Beras Putih Organik: Beras Pandan Wangi

Beras mentik wangi susu merupakan beras organik. Beras unggulan lokal ini pun ditanam dari benih padi lokal tanpa rekayasa genetika (GMO) dan di budidayakan secara organik tanpa menggunakan pestisida maupun bahan kimia lain. Selain itu, beras ini memiliki kandungan nutrisi yang lebih utuh dengan kandungan serat yang relatif tinggi serta mineral yang terjaga. Dengan demikian, kualitas beras ini lebih baik dan lebih aman serta sehat untuk menjadi bahan konsumsi harian Anda sekeluarga.

Manfaat beras mentik wangi susu

  1. Membantu program penggemukan badan

Aroma nasinya yang wangi  mampu membantu menggugah selera makan. oleh karenanya, beras ini efektif menjadi menu untuk program penggemukan berat badan. Kombinasi beras merah dan beras mentik wangi susu dapat menjadi menu untuk meningkatkan nafsu makan.

  1. Aman dikonsumsi bagi penderita diabetes karena mampu mengontrol kadar gula darah

  2. Membantu melancarkan fungsi sistem pencernaan

  3. Aman dikonsumsi untuk penderita hipertensi/ tekanan darah tinggi

Cara penyimpanan beras mentik wangi susu

  • Setelah di buka, usahakan segera dikonsumsi sebab beras organik lebih disukai kutu daripada beras biasa.
  • Simpan di dalam wadah yang tertutup rapat.
  • Jika tidak di konsumsi dalam waktu waktu yang cukup lama, simpanlah di dalam kulkas.

Nah, itu dia artikel tentang APA ITU BERAS MENTIK WANGI SUSU?  yang mengitai penderitanya. Jika anda sedang mencari Beras Organik Kamu bisa membelinya di EKA FARM karena Beras ekafarm tidak mengandung bahan kimia berbahaya untuk tubuh. Kamu dapat membelinya melalui Whatsapp 0811-2650-296 atau kunjungi web kami di PRODUSEN BERAS ORGANIK. 

Jauhkan Pestisida Dari Anak-Anak

Jauhkan Pestisida Dari Anak-Anak

Jauhkan pestisida dari anak-anak- Setelah enam bulan si Kecil hanya mengonsumsi ASI, kini saatnya mengenalkan si Kecil pada makanan padat. Antara buah atau sayur, manakah yang Ibu pilih sebagai makanan bayi pertamanya?

Apa pun pilihannya, yang penting Ibu harus berhati-hati dengan bahaya pestisida yang terkandung di bahan makanan si Kecil. Seperti yang Ibu mungkin sudah tahu, racun pembasmi hama yang menempel pada sayur dan buah tersebut, bisa membahayakan kesehatan si Kecil jika ikut disantap.

Jauhkan Pestisida Dari Anak-Anak- Untuk meminimalisir kandungan pestisida dalam buah dan sayur pada makanan bayi, yuk simak tiga kiat cerdas berikut ini:

Pilih yang Segar

Saat membeli bahan-bahan untuk membuat makanan bayi, pilihlah sayur dan buah yang masih dalam kondisi segar. Pastikan teksturnya tidak terlalu lembek, tidak memiliki kotoran atau titik busuk pada kulitnya, serta merupakan produk lokal.

Mengapa? Sayur dan buah yang diimpor umumnya memiliki kandungan pestisida lebih tinggi, agar lebih awet, terlihat lebih menarik dan mencegah kebusukan selama pengiriman. Jadi, jangan mudah tergiur dengan buah dan sayuran impor ya, Bu!

Jauhkan Pestisida Dari Anak-Anak- Cuci dengan Bersih

Sangat penting untuk mencuci sayur dan buah sampai benar-benar bersih sebelum diolah menjadi makanan bayi. Rendam dahulu sayur dan buah yang akan digunakan dalam air dingin selama 2 menit, kemudian bilas dan gosok permukaannya di bawah air mengalir selama kurang lebih 30 detik.

Hal ini juga berlaku untuk seluruh sayur dan buah yang akan dikupas. Sebab pestisida bisa menempel pada pisau yang digunakan, dan mencemari daging buah atau bagian dalam sayur apabila kulitnya tidak dicuci terlebih dahulu.

Jauhkan Pestisida Dari Anak-Anak- Pertimbangkan Produk Organik

Meski harganya lebih mahal, sayur dan buah organik jauh lebih aman digunakan untuk meramu makanan bayi, karena tidak menggunakan pestisida selama proses penanaman. Ada 12 produk yang paling tinggi kandungan pestisidanya, atau disebut juga Dirty Dozen, yang perlu Ibu perhatikan. Mereka adalah apel, stroberi, anggur, seledri, peach, bayam, paprika, ketimun, tomat, kentang, kacang buncis, dan selada. Untuk 12 produk tersebut, pastikan Ibu membeli yang organik, ya.

Namun, jika kesulitan mendapatkan produk organik untuk buah dan sayur tersebut, tak perlu terlalu khawatir. Cukup pastikan Ibu lebih teliti saat mencuci maupun mengolahnya, untuk menghindarkan ancaman pestisida. Selain itu, Ibu juga bisa variasikan buah dan sayur yang digunakan dalam makanan bayi agar tubuh tidak menimbun satu jenis pestisida dalam jumlah besar.

Ingat, anak-anak lebih rentan mengalami gangguan kesehatan akibat paparan pestisida daripada orang dewasa. Hal ini karena anak-anak sedang dalam tahap pertumbuhan dan memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah daripada orang dewasa. Ditinjau dari sisi berat badan, anak-anak memiliki kemungkinan terpapar pestisida dalam jumlah lebih banyak daripada orang dewasa.

Diketahui bahwa meningkatnya paparan terhadap pestisida, yang juga dikenal dengan organofosfat, telah meningkatkan resiko terjadinya gangguan hiperaktifitas pada anak (ADHD/Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

Studi yang dilakukan sekelompok peneliti dari Departemen Pertanian Amerika Serikat mengumpulkan informasi dari sekitar 1000 anak berusia 8 – 12 tahun. Anak-anak dengan kandungan pestisida di atas rata-rata dalam tubuhnya diketahui memiliki kecederungan dua kali lebih besar untuk terdiagnosa mengalami ADHD.

Menurut hasil penelitian

Penelitian ini memang hanya dilakukan untuk mengetahui dampak pestisida dalam jangka pendek. Meski demikian, menurut Mary Bouchard, Ph.D., ketua penelitian sekaligus peneliti di Departemen Kesehatan Lingkungan dan Lingkungan Kerja di University of Montreal, studi lebih lanjut akan dapat mengungkapkan hubungan yang lebih kuat antara paparan pestisida pada produk dalam tubuh dan gejala ADHD pada anak-anak.

Walaupun termasuk ringan, pestisida dirancang untuk menyebarkan racun dalam sistem, yang awalnya bertujuan untuk membasmi hama. Bouchard menyimpulkan, kaitan antara organofosfat dan gejala ADHD terletak pada reaksi otak ketika tubuh terkontaminasi pestisida yang masuk melalui makanan yang berbahan dasar hasil pertanian terpapar pestisida.

Sedangkan gangguan ADHD mengakibatkan seorang anak memiliki tingkah laku impulsif, sulit berkonsentrasi dan hiperaktif. Gangguan perilaku pada anak menyebabkan ia harus berusaha lebih keras untuk melakukan suatu aktifitas dalam kehidupan sehari-hari jika dibandingkan anak-anak seusianya.

Lalu bagaimanakah cara mencegah dampak pestisida pada anak?

Tips agar Anda terhindar dari dampak negatif pestisida

  • Usahakan mencuci tangan Anda sebelum mencuci buah dan sayuran.
  • Cuci buah dan sayur menggunakan air hangat, bisa juga ditambahkan cuka atau air jeruk lemon sebagai pembersih alami.
  • Gunakan sikat gigi bekas untuk menyikat sisa pestisida pada buah dan sayur.
  • Buang bagian terluar sayuran berdaun dan hanya konsumsi bagian dalamnya saja.
  • Jangan gunakan sabun dan deterjen untuk mencuci buah dan sayuran.
  • Sayuran dan buah organik dapat menjadi alternatif yang baik.

 

Penggunaan Pestisida

Penggunaan Pestisida

Penggunaan Pestisida- Penggunaan pestisida yang tidak rasional telah terbukti ikut menimbulkan masalah terhadap ekosistem.

Pestisida adalah bahan-bahan kimia yang digunakan untuk membasmi serangga “insektisida”, tumbuh-tumbuhan “herbisida”, jamur dan lumut “fungisida”, tikus besar dan kecil “rodentisida”, kutu “akarisida”, bakteri “bakterisida”, burung “avisida”, cacing gelang “nematisida”, atau bahan lain yang digunakan untuk membunuh binatang yang tidak dikehendaki, yang sengaja ditambahkan ke lingkungan.

Penggunaan pestisida telah diakui memberi keuntungan bagi manusia, namun mengingat bahaya yang ditimbulkan perlu pertimbangan suatu penggunaan pestisida yang rasional.

Contoh masalah penggunaan pestisida, yaitu sampai tahun 1955 sekitar 100 juta manusia di seluruh dunia terinfeksi oleh malaria, penggunaan insektisida DDT dalam pengendalian nyamuk sebagai vektor penyakit ini, jauh bermanfaat dan mampu menekan angka kematian sampai 6 juta pada 1936 dan sekitar 2,5 juta pada tahun 1970.

Belakangan diketahui bahwa, DDT sangat persisten di alam, sehingga dikhawatirkan muncul jenis nyamuk dengan daya tahan alami yang lebih tinggi terhadap insektisida DDT.

Pestisida cukup beracun untuk mempengaruhi seluruh kelompok taksonomi biota, termasuk makhluk bukan sasaran, sampai batas tertentu bergantung pada faktor fisiologis dan ekologis;

Banyak pestisida tahan terhadap degradasi lingkungan sehingga mereka dapat tahan dalam daerah diberi perlakuan dan dengan demikian keefektifannya dapat diperkuat, namun sebaliknya sifat ini juga memberikan pengaruh jangka panjang dalam ekosistem alamiah.

Senyawa-senyawa yang sangat persisten terdistribusi melalui rantai makanan, seperti insektisida organoklorin, terbukti terdapat pada semua organisme hidup. Residunya telah ditemukan pada jaringan anjing laut dan pinguin di Antartika, dan ikan-ikan di sekitar terumbu karang dan laut dalam, serta pada air susu ibu di seluruh dunia.

DDT misalnya terus-menerus ditemukan pada jaringan lemak manusia pada konsentrasi yang dapat dideteksi, walaupun konsentrasi konsentrasi tersebut cenderung menurun sejak penggunaan insektisida ini mulai dilarang di berbagai negara sejak tahun 1980-an.

Walaupun telah banyak digunakan pestisida dengan efektifitas tinggi dan persistensi rendah, namun karena cara penggunaannya yang tidak sesuai dengan prosedur dan aturan, justru telah terbukti memberikan dampak yang merugikan.

Misal para petani dengan tujuan keuntungan panen, yaitu produk pertanian tidak dimakan hama insekta pada saat dipanen sehingga penampilannya menjadi sangat segar dan menarik, maka para petani justru menyemprotkan insektisida berkali- kali sebelum waktu panen tiba.

Tindakan ini menyebabkan konsentrasi insektisida yang tinggi pada produk pertanian “sayuran atau buah- buahan”, yang pada akhirnya akan merugikan kesehatan manusia.

Bahan kimia pestisida pertama kali diklasifikasikan berdasarkan fungsi dan penggunaan utamanya, seperti insektisida “pembasmi serangga”, fungisida “pembasmi jamur”, dan sebagainya. Selanjutnya, berdasarkan klasifikasi di atas, berbagai senyawa pestisida dikelompokkan berdasarkan hubungan dan kemiripan dari struktur dan kandungan bahan kimianya.

  1. Insektisida

Secara luas terdapat empat kelompok besar insektisida yaitu: organoklorin, organofosfat, karbamat, dan senyawa sintetik botani dan derivatnya.

Kelas kedua dari insektisida adalah golongan organofosfat. Organofosfat umumnya adalah racun pembasmi serangga yang paling toksik secara akut terhadap binatang bertulang belakang, seperti ikan, burung, kadal/cicak, dan mamalia. Kenyataannya insektisida organofosfat lebih banyak ditemukan sebagai penyebab keracunan pada manusia. Pada umumnya insektisida organofosfat lebih mudah terurai di lingkungan ketimbang golongan organoklorin.

Organofosfat juga dapat merangsang timbulnya efek neurotoksik, yang menyerupai efek kecanduan alkohol, diabetes atau berbagai kecanduan obat-obatan.

Senyawa fosfor organik lain memiliki kemampuan untuk meningkatkan potensi “toksisitas” insektisida ini, dengan cara menghambat kerja mekanisme penawar racun tubuh.

Kelompok ketiga dari insektisida adalah golongan karbamat. Golongan ini paling banyak digunakan di dunia. Kerja insektisida karbamat adalah hampir sama dengan organofosfat, yaitu menghambat kerja enzim asetil kolinesterase.

  1. Herbisida

Herbisida digunakan untuk membasmi rumput liar dalam pertanian, perkebunan dan pertamanan. Herbisida berbeda-beda dalam selektivitasnya, persisten dalam jaringan dan lingkungan, dan kemampuan untuk diserap oleh tumbuhan.

  1. Fungisida

Jamur merupakan parasit pada organisme hidup, mendapatkan makanan dengan melakukan penetrasi ke dalam jaringan pejamu. Fungisida digunakan untuk mencegah perusakan oleh jamur pada tanaman seperti, kentang, apel, kacang tanah, dan tomat. Penggunaan fungisida bisa dengan cara penyemprotan langsung ke tanaman, injeksi batang, pengocoran pada akar, perendaman benih dan pengasapan (fumigan).

Fungisida dapat membahayakan manusia dan berbagai organisme non jamur, terutama bila paparannya terjadi dalam dosis tinggi. Residu anti jamur yang terdapat pada bahan-bahan pertanian juga bisa membahayakan. Karenanya, aplikasi bahan ini sangat disarankan agar sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan.

Golongan fungisida yang terbukti memiliki efek toksik sangat tinggi biasanya sudah dilarang pemerintah, contoh fungisida dengan bahan aktif vinclozolin.

Arsenik Pada Nasi

Arsenik Pada Nasi

Arsenik Pada Nasi-Sejumlah penelitian mendeteksi adanya dosis tinggi arsenik dalam nasi — makanan pokok sejuta umat. Waduh!

Apa dampak arsenik pada tubuh?

Arsenik merupakan unsur karsinogen, dan paparan kronis arsenik dalam dosis tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung kemih, paru-paru, dan kulit, serta diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Selain itu, arsenik adalah racun bagi sel-sel saraf dan dapat memengaruhi fungsi otak. Pada anak-anak dan remaja, paparan arsenik telah dikaitkan dengan gangguan konsentrasi, pembelajaran dan memori; juga mengurangi kecerdasan dan kompetensi sosial.

U.S. Environmental Protection Agency (EPA) telah menetapkan batas maksimum arsenik dalam air minum, yaitu 10 ppb. Namun, tidak ada batas yang telah ditentukan untuk arsenik dalam makanan dan minuman. Studi menunjukkan bahwa 100 gram beras (setengah porsi) setara dengan meminum 1 liter air putih yang mengandung jumlah arsenik maksimum yang diperbolehkan oleh EPA.

Kenapa bisa ada arsenik pada nasi?

Tak banyak yang tahu bahwa kita sebenarnya mengonsumsi arsenik hampir setiap hari. Arsenik ditemukan dalam produk beras dan gandum, sayur dan buah-buahan, bahkan juga makanan laut. Ini karena arsenik adalah elemen besi yang dihasilkan secara alami dalam kerak bumi, yang turut hadir di dalam air, udara, dan tanah. Letusan gunung berapi memproduksi arsenik. Unsur besi beracun ini juga dihasilkan dari aktivitas manusia, termasuk pertambangan dan peleburan bijih tambang, pembakaran batu bara, serta penggunaan pupuk dan pestisida.

Dan karena arsenik benar-benar ada di sekitar kita, unsur ini bisa diserap oleh tanaman saat mereka tumbuh terlepas dari apakah mereka tumbuh di pertanian tradisional atau organik. Arsenik bukanlah bahan yang secara sengaja ditambahkan ke dalam sumber pangan, dan tidak dapat dihilangkan sepenuhnya dari makanan. Arsenik dalam bentuk paling murni tidak berbau, tidak berwarna, dan tak memiliki rasa.

Beras merupakan salah satu sumber pangan kaya akan kandungan arsenik anorganik, jenis arsenik yang paling beracun. Beras mengandung sekitar 10 hingga 20 kali dosis arsenik lebih tinggi daripada tanaman gandum dan biji-bijian lainnya. Beras menyerap arsenik lebih mudah daripada produk pertanian lainnya karena ditanam dalam kondisi lahan yang digenangi air. Di banyak daerah, air irigasi pertanian sangat terkontaminasi oleh arsenik. Hal ini membuat kandungan arsenik yang ada dalam tanah jadi lebih terkonsentrasi, sehingga lebih mudah terserap ke dalam bulir padi.

Menggunakan air yang terkontaminasi untuk mencuci dan memasak beras adalah salah satu faktor risiko lain dari kandungan arsenik dalam nasi. Bulir padi juga dapat dengan mudah menyerap arsenik dari air yang mendidih ketika nasi dimasak.

Apakah kandungan arsenik pada nasi berbahaya?

Belum jelas seberapa berbahaya risiko arsenik dalam beras untuk kesehatan manusia. Walau dosis tinggi arsenik sangat beracun, tapi untuk bisa mencapai efek mematikan, arsenik harus dikonsumsi minimal dua gram secara langsung.

Di sisi lain, risiko kesehatan dari racun arsenik mungkin menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi mereka yang makan nasi setiap hari dalam jumlah yang cukup banyak — terutama untuk orang-orang di Asia yang menjadikan nasi sebagai sumber makanan pokok andalan. Ini karena dampak arsenik akan tergantung dosis: semakin banyak Anda konsumsi, semakin tinggi risiko Anda.

Namun demikian, sampai saat ini Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan di Amerika Serikat (FDA), tidak merekomendasikan masyarakat yang khawatir untuk berbondong-bondong mengganti konsumsi nasi atau beras harian mereka.

“Pengumpulan data dan penilaian lain yang sedang berlangsung akan memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk menentukan apa tindakan dan/atau langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi paparan arsenik dalam beras dan produk beras,” ungkap lembaga tersebut, dilansir dari Live Strong.

Sementara itu, para peneliti jauh lebih mengkhawatirkan tentang dampak arsenik dalam beras untuk anak-anak dan bayi. Kelompok usia ini mungkin berada pada risiko yang lebih tinggi terhadap paparan bahaya arsenik karena sistem tubuh mereka yang masih berada dalam tahap tumbuh kembang. Kita tahu bahwa dosis arsenik rendah pada anak berdampak pada hambatan pembangunan sistem kekebalan tubuh, gangguan tumbuh kembang, dan gangguan perkembangan IQ.

Cara masak nasi yang sehat untuk mengurangi kadar arsenik pada nasi

FDA dan lembaga konsumen Amerika Serikat, Consumer Reports, merekomendasikan publik untuk makan makanan seimbang yang mengandung variasi dari biji-bijian lain- terutama jika Anda makan lebih dari dua atau tiga porsi nasi per minggu. Gandum dan oats, misalnya, diketahui memiliki kadar arsenik yang lebih rendah daripada beras padi.

Dan usut punya usut, ternyata cara kita menanak beras bisa sedikit banyak menentukan kadar arsenik dalam nasi. Andy Meharg, profesor ilmu biologi di Queens University di Belfast, menguji tiga cara memasak nasi untuk melihat apakah perbedaan metode memasak berpengaruh pada tingkat arsenik dalam nasi.

Pertama, Meharg menggunakan metode menanak nasi yang paling konvensional: dengan takaran air dan beras 2:1 — seperti yang dilakukan oleh hampir semua orang selama ini. Ia menemukan cara inilah yang meninggalkan paling banyak jejak arsenik dalam nasi. Sebaliknya, metode kedua melibatkan mencuci dan membilas beras, kemudian airnya ditiriskan benar hingga kering. Meharg kemudian menggunakan perbandingan air dan beras 5:1 untuk menanak nasi. Cara ini memangkas tingkat arsenik hingga hampir setengahnya.

Cara terakhir adalah yang ditemukan paling aman: secara drastis mengurangi kadar arsenik dalam beras hingga 80 persen. Triknya, rendam beras semalaman terlebih dahulu. Keesokan paginya, cuci dan bilas bersih, kemudian tiriskan airnya hingga benar-benar kering. Untuk menanak nasi, gunakan rasio air dan beras 5 banding satu