Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa kasus kanker serviks di Indonesia merupakan yang tertinggi kedua setelah kanker payudara. Jumlah wanita penderita kanker serviks hingga kini setidaknya mencapai 21.000 kasus. Yayasan Kanker Indonesia bahkan menyatakan bahwa dari 40 wanita yang terdiagnosis kanker serviks, 20 di antaranya meninggal dunia akibat penyakit ini. Padahal, kanker serviks bisa dicegah dengan vaksin HPV. Namun, Anda mungkin bertanya-tanya, memang seberapa efektif vaksin ini untuk mencegah kanker serviks?
Vaksin HPV efektif mencegah kanker serviks
Seperti yang dilansir dari WHO, 99,7% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus), khususnya HPV strain 16 dan 18. Virus HPV biasanya ditularkan melalui hubungan seksual tanpa kondom, termasuk seks vaginal, oral, dan anal.
Infeksi HPV bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia. Namun, kebanyakan orang yang terinfeksi HPV tidak mengetahui bahwa mereka menderita penyakit tersebut karena mereka tidak menyadari adanya tanda atau masalah. Oleh karena itu, mereka dapat menularkan virus ke orang lain tanpa pernah menyadarinya.
Vaksin merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah virus HPV berkembang dalam tubuh dan menyebabkan infeksi. Vaksin ini bekerja membentuk kekebalan dalam tubuh (antibodi) untuk melawan virus. Dengan begitu, virus HPV tidak akan bisa masuk apalagi tumbuh dan membesar di dalam leher rahim menjadi kanker.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa vaksin ini akan paling efektif untuk melindungi Anda dari infeksi HPV jika diberikan sejak dini. Pasalnya, respon sistem imun tubuh anak untuk membentuk antibodi bekerja lebih baik di usia muda daripada di usia tua nanti.
Berapa kali vaksin HPV harus didapatkan?
Badan Kesehatan Dunia menganjurkan vaksin HPV diberikan untuk semua anak di usia 11-12 tahun, meskipun sudah dapat diberikan mulai dari usia 9 tahun. Vaksin ini dapat diberikan pada anak perempuan dan laki-laki.
Untuk anak usia 9 hingga 13-14 tahun, vaksin ini cukup diberikan 2 kali dalam periode waktu selama 6-12 bulan. Untuk perempuan yang berusia lebih dari 13-14 tahun, pemberian vaksin kanker serviks direkomendasikan sebanyak tiga dosis. Dosis pertama adalah di bulan 0, yaitu di saat pertama kali Anda mendapatkan vaksin. Disusul dosis kedua dalam 1-2 bulan setelahnya. Dosis terakhir diberikan 6 bulan setelah suntikan pertama.
Tidak hanya perempuan saja, laki-laki juga dapat terkena infeksi HPV. Pada pria, infeksi HPV dapat menyebabkan kutil kelamin, kanker anus, kanker penis, hingga kanker tenggorokan. Oleh karena itu, laki-laki juga perlu mendapatkan vaksin HPV sedini mungkin. Dengan mendapatkan vaksin ini, laki- laki juga dapat menurunkan risiko penularan strain virus HPV penyebab kanker serviks pada pasangan seksualnya di kemudian hari.
Jika saat remaja dosis vaksin belum lengkap, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter untuk melengkapi dosis vaksin. Vaksin ini dianjurkan untuk diberikan hingga usia 55 tahun Apabila seseorang sudah pernah melakukan hubungan seksual, maka risiko untuk terkena HPV sudah ada. Namun, semua orang dewasa yang sudah aktif secara seksual yang belum pernah mendapatkan vaksin HPV sebaiknya tetap divaksinasi.
Apakah ada efek samping setelah melakukan vaksin HPV?
Lembaga Keamanan Obat dan Makanan milik Amerika Serikat (FDA) menyatakan bahwa keamanan vaksin HPV sudah terbukti lewat uji klinis dan penggunaannya telah disetujui sejak tahun 2006. Lebih dari 205 juta dosis vaksin HPV sudah terdistribusi di seluruh dunia.
Efek samping vaksin HPV umumnya hanya bersifat sementara dan tergolong ringan. Beberapa efek yang sering dikeluhkan seperti bengkak, nyeri dan gatal kemerahan di sekitar lokasi suntikan, serta sakit kepala. Vaksin HPV dapat menyebabkan demam dan mual, namun efek samping ini jarang terjadi.
Konsultasikan dengan dokter sebelum Anda memutuskan untuk memperoleh vaksin kanker serviks. Minta informasi lengkap guna mempertimbangkan risiko dan manfaatnya.
SumberHPV vaccine can help prevent cervical cancer. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cancer/expert-blog/hpv-vaccine-cervical-cancer/bgp-20056326. Accessed 23/10/2017.
Does HPV vaccination prevent cervical cancer?. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3889028/. Accessed 23/10/2017.
Administering HPV Vaccine. https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/hpv/hcp/administration.html. Accessed 23/10/2017.
Before You Get the HPV Vaccine: Is Gardasil or Cervarix the HPV Vaccine for Me?.
https://www.verywell.com/should-i-choose-gardasil-or-cervarix-as-my-hpv-vaccine-3132985. Accessed 23/10/2017.
Human Papillomavirus (HPV) Vaccines. https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/risk/infectious-agents/hpv-vaccine-fact-sheet. Accessed 23/10/2017.
Saya adalah pejuang pangan organik, hal ini di karenakan banyaknya hal negativ yang saya rasakan jika tidak mengkonsumsi makanan organik, seperti daya tahan tubuh yang mudah drop dan lainnya