Diabetes gestasional adalah kondisi di mana kadar gula darah (glukosa) menjadi tinggi selama kehamilan. Kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi jika tidak ditangani dengan baik. Diabetes gestasional biasanya terjadi pada trimester kedua atau ketiga kehamilan dan dapat sembuh setelah melahirkan12. Namun, wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami diabetes tipe 2 di masa depan23.
Diabetes gestasional merupakan salah satu tantangan kesehatan yang seringkali muncul selama kehamilan. Kondisi ini terjadi ketika seorang wanita mengalami peningkatan kadar gula darah yang tidak normal selama masa kehamilan. Meskipun gejalanya seringkali ringan atau bahkan tidak terasa, diabetes gestasional memerlukan perhatian khusus karena dapat berdampak pada kesehatan ibu dan bayi.
Penyebab pasti diabetes gestasional belum diketahui secara pasti, tetapi diduga berkaitan dengan perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan. Hormon-hormon yang diproduksi oleh plasenta dapat mengganggu kerja insulin, hormon yang berfungsi untuk mengatur kadar gula darah dalam tubuh. Akibatnya, gula darah menjadi tinggi dan menyebabkan diabetes gestasional12.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko diabetes gestasional antara lain:
- Kelebihan berat badan atau obesitas sebelum hamil
- Usia hamil di atas 30 tahun
- Riwayat keluarga dengan diabetes
- Pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kg
- Pernah mengalami diabetes gestasional sebelumnya
- Mengidap sindrom ovarium polikistik
- Memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau penyakit jantung
- Kurang berolahraga
- Merokok
Baca Juga : Manfaat Kayu Manis untuk Diabetes untuk Gula Darah Terkendali
Gejala dan Komplikasi Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional seringkali tidak menimbulkan gejala yang khas atau berarti. Namun, beberapa gejala yang mungkin muncul adalah123:
Sering merasa haus
Sering buang air kecil
Mulut kering
Kelelahan
Penglihatan kabur
Diabetes gestasional yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi bagi ibu dan bayi, seperti:
- Bayi lahir dengan berat badan yang besar (makrosomia), yang dapat menyulitkan proses persalinan dan meningkatkan risiko cedera pada bayi
- Bayi mengalami kadar gula darah yang rendah (hipoglikemia) setelah lahir, yang dapat menyebabkan kejang, kesulitan bernapas, dan masalah jantung
- Bayi mengalami kadar bilirubin darah yang tinggi (hiperbilirubinemia), yang dapat menyebabkan kuning pada kulit dan mata
- Bayi mengalami kadar kalsium darah yang rendah (hipokalsemia), yang dapat menyebabkan kejang dan iritabilitas
- Bayi mengalami gangguan pernapasan (sindrom gangguan pernapasan), yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan membutuhkan bantuan oksigen
- Bayi mengalami kematian dalam kandungan atau setelah lahir
- Ibu mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) atau preeklampsia, yang dapat menyebabkan kejang, stroke, gagal ginjal, dan kematian
- Ibu mengalami diabetes tipe 2 setelah melahirkan atau pada kehamilan berikutnya
- Ibu mengalami persalinan sesar
Baca Juga : Jalani Hidup Sehat: 3 J untuk Penderita Diabetes
Diagnosis dan Pengobatan Diabetes Gestasional
Diagnosis diabetes gestasional dapat dilakukan dengan melakukan tes toleransi glukosa oral (TTGO), yaitu pemeriksaan kadar gula darah setelah minum larutan glukosa. Tes ini biasanya dilakukan antara minggu ke 24 sampai ke 28 kehamilan, atau lebih awal jika ada faktor risiko.
Pengobatan diabetes gestasional bertujuan untuk menurunkan kadar gula darah dan mencegah komplikasi. Pengobatan ini meliputi1:
- Pengaturan pola makan yang sehat dan seimbang, dengan mengonsumsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang cukup dan sesuai kebutuhan
- Peningkatan aktivitas fisik yang aman dan teratur, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang, selama 30 menit per hari, 5 hari dalam seminggu
- Pemantauan kadar gula darah secara rutin, dengan menggunakan alat pengukur gula darah (glukometer) di rumah atau di klinik
- Pemberian obat insulin jika kadar gula darah tidak dapat dikontrol dengan pola makan dan olahraga saja. Insulin adalah satu-satunya obat yang aman untuk diabetes gestasional, karena tidak menembus plasenta dan tidak berpengaruh pada bayi
- Pemantauan dan pengendalian peningkatan berat badan ibu selama kehamilan, dengan mengikuti anjuran dokter
- Pemantauan kondisi ibu dan bayi secara berkala, dengan melakukan pemeriksaan darah, urine, tekanan darah, denyut jantung, dan ultrasonografi
Baca Juga : Ketan untuk Diabetes: Boleh atau Tidak?
Kesimpulan
Diabetes gestasional adalah kondisi di mana kadar gula darah menjadi tinggi selama kehamilan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh perubahan hormon yang mengganggu kerja insulin. Diabetes gestasional dapat menyebabkan komplikasi bagi ibu dan bayi jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pencegahan, diagnosis, dan pengobatan diabetes gestasional secara tepat dan teratur.
Diabetes gestasional adalah kondisi yang serius yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin. Oleh karena itu, penting untuk melakukan skrining diabetes gestasional pada semua wanita hamil, terutama pada wanita yang memiliki faktor risiko. Penanganan diabetes gestasional yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi yang dapat terjadi.
Jangan lewatkan artikel menarik lainnya tentang Pentingnya untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang Diabetes
Seorang yang senang menulis, dengan setiap kata yang saya pilih menjadi ekspresi dari dunia internal saya. Saya adalah pecinta kucing yang setia, keberadaan mereka membawa sukacita dan kenyamanan, menjadi sumber inspirasi dalam setiap langkah kehidupan saya. Saya adalah seoarang long-life learner dengan semangat untuk terus belajar dan berkembang, memotivasi saya menjadi versi terbaik dari saya setiap waktu.