ekafarm.com – Musim kemarau 2024 diperkirakan akan menjadi salah satu musim kemarau terpanjang dan paling ekstrem dalam dekade terakhir. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa musim kemarau tahun ini dipengaruhi oleh fenomena El Niño yang memperkuat pola cuaca kering di Indonesia. Fenomena ini telah memicu kekeringan di berbagai wilayah, mengurangi ketersediaan air, dan meningkatkan risiko kebakaran hutan serta lahan.
Tidak seperti musim kemarau sebelumnya, tahun 2024 membawa tantangan yang lebih kompleks. Menurut laporan dari BMKG, suhu udara pada musim kemarau tahun ini diperkirakan akan lebih tinggi daripada rata-rata. Ini disebabkan oleh kombinasi antara El Niño dan perubahan iklim global yang semakin mempengaruhi pola cuaca. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada sektor pertanian tetapi juga kesehatan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang mengalami kekurangan air bersih.
Baca Juga : Kenali Ciri-Ciri Cacar Monyet yang Perlu Anda Ketahui
Dampak Ekstrem dan Adaptasi Masyarakat
Dampak musim kemarau 2024 sudah mulai terasa di beberapa wilayah. Di Jawa Barat, misalnya, sekitar 70% wilayahnya mengalami penurunan curah hujan yang signifikan. Kondisi ini membuat lahan pertanian kering dan petani terpaksa menunda masa tanam. Menurut data dari BMKG, wilayah ini mungkin tidak akan mendapatkan hujan hingga akhir September, sehingga memperburuk kondisi kekeringan yang ada.
Namun, cerita tidak berhenti di situ. Di daerah-daerah pedalaman, terutama di Nusa Tenggara Timur (NTT), musim kemarau telah menyebabkan penurunan debit air sungai hingga 50%. Kekeringan di daerah ini bahkan menyebabkan beberapa desa kehabisan sumber air bersih, memaksa penduduk untuk berjalan jauh demi mendapatkan air. Situasi ini menunjukkan betapa seriusnya dampak musim kemarau tahun ini, terutama di daerah-daerah yang memang sudah rentan terhadap kekeringan.
Meski demikian, masyarakat di berbagai daerah mulai beradaptasi dengan kondisi ini. Di Jawa Tengah, misalnya, para petani mulai beralih ke teknik pertanian yang lebih tahan terhadap kekeringan, seperti menanam varietas padi yang membutuhkan sedikit air. Selain itu, pemerintah daerah juga mempercepat proyek-proyek irigasi untuk memastikan pasokan air tetap tersedia.
Baca Juga : Hari Bumi: Menyelamatkan Bumi di Tengah Krisis Global
Ketahanan Pangan dan Risiko Kebakaran Hutan
Musim kemarau 2024 tidak hanya menantang ketahanan air, tetapi juga ketahanan pangan. Di beberapa wilayah, terutama di Pulau Jawa dan Sumatra, produksi pangan diperkirakan akan menurun drastis akibat kurangnya pasokan air untuk irigasi. Hal ini berpotensi meningkatkan harga pangan dan menekan daya beli masyarakat.
Selain itu, risiko kebakaran hutan dan lahan juga meningkat tajam selama musim kemarau ini. Menurut laporan dari The Guardian, kebakaran hutan di Indonesia bisa meningkat hingga 30% pada tahun 2024 jika tidak ada langkah pencegahan yang efektif. Hal ini disebabkan oleh kombinasi cuaca kering yang ekstrem dan praktik pembakaran lahan yang masih terjadi di beberapa daerah.
Bagaimana Kita Harus Bertindak?
Musim kemarau 2024 memberikan pelajaran penting tentang betapa gentingnya situasi yang kita hadapi di tengah perubahan iklim. Tantangan yang dihadapi tidak hanya terbatas pada sektor pertanian dan ketahanan air, tetapi juga kesehatan masyarakat dan ketahanan pangan secara keseluruhan. Untuk menghadapi musim kemarau yang semakin ekstrem di masa depan, kita perlu mengambil langkah-langkah adaptasi yang lebih serius, mulai dari tingkat individu hingga kebijakan nasional.
Masa Depan di Tangan Kita, Apa yang dapat kita lakukan?
- Menghemat air: Setiap tetes air sangat berharga. Mari biasakan untuk menghemat penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari.
- Menanam pohon: Pohon berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah terjadinya erosi tanah.
- Mendukung energi bersih: Penggunaan energi fosil merupakan salah satu penyebab utama perubahan iklim. Mari beralih ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
- Memilah sampah: Pengelolaan sampah yang baik dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan meminimalkan dampak perubahan iklim.
Bagaimana cara Anda mempersiapkan diri menghadapi musim kemarau ini? Share pengalaman anda di kolom komentar di bawah ini ya!
Seorang yang senang menulis, dengan setiap kata yang saya pilih menjadi ekspresi dari dunia internal saya. Saya adalah pecinta kucing yang setia, keberadaan mereka membawa sukacita dan kenyamanan, menjadi sumber inspirasi dalam setiap langkah kehidupan saya. Saya adalah seoarang long-life learner dengan semangat untuk terus belajar dan berkembang, memotivasi saya menjadi versi terbaik dari saya setiap waktu.