Semangat Kartini di Era Modern: Membangun Negeri, Perempuan Berpartisipasi

Semangat Kartini di Era Modern: Membangun Negeri, Perempuan Berpartisipasi

Di tengah hiruk-pikuk peringatan Hari Kartini 2024, kita diingatkan kembali akan peran penting perempuan dalam membangun bangsa. Tidak hanya sebagai simbol emansipasi, tetapi sebagai pilar nyata pembangunan negeri.

Ketika Raden Ajeng Kartini mengangkat pena, ia tidak hanya menulis untuk dirinya sendiri, tetapi untuk jutaan perempuan Indonesia yang akan mengikuti jejaknya. Hari ini, lebih dari seabad kemudian, kita melihat bukti nyata dari mimpi Kartini.

Statistik menunjukkan bahwa partisipasi perempuan dalam pembangunan Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2023, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan di Indonesia mencapai 51,1%, sebuah angka yang menjanjikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Di parlemen, meski angka masih bervariasi, beberapa daerah telah mencatat keterlibatan perempuan hingga 36,67%.

Semangat Kartini masih relevan hingga hari ini. Di era modern, perempuan Indonesia masih dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti diskriminasi di tempat kerja, kekerasan seksual, dan minimnya representasi di bidang politik.

Baca Juga : Selamat Hari Ibu: Kekuatan Kasih Sayang Ibu yang Tak Terbatas

Potensi Perempuan Indonesia

  • Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, perempuan Indonesia menyumbang 49,5% dari total angkatan kerja nasional.
  • Data BPS 2020 menunjukkan bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPK) perempuan mencapai 53,5%, lebih tinggi dibandingkan TPK laki-laki (50,2%).
  • Riset McKinsey Global Institute 2019 menyebutkan bahwa partisipasi penuh perempuan di dunia kerja dapat meningkatkan PDB Indonesia hingga 13%.

Angka-angka ini menunjukkan bahwa perempuan Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Namun, ada cerita yang jarang terungkap. Di balik angka-angka tersebut, ada kisah-kisah perempuan yang berjuang di lini depan pembangunan. Misalnya, di sektor perikanan, dimana perempuan mengerjakan 70% pekerjaan produksi dengan waktu kerja hingga 17 jam. Mereka adalah penjual, pengupas kerang, dan ahli dalam mengolah ikan menjadi makanan siap saji yang meningkatkan nilai ekonomi produk perikanan.

Di Hari Kartini ini, kita juga merayakan perempuan-perempuan yang mengelola 64% Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Mereka bukan hanya pengusaha, tetapi juga inovator dan pendidik yang mengajarkan keterampilan dan pengetahuan kepada generasi mendatang.

Kisah yang sering terlupakan adalah peran perempuan di desa-desa, dimana mereka tidak hanya mengurus rumah tangga, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Dengan memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan dan laki-laki, produksi pertanian bisa meningkat 2,5-4%.

Baca Juga : SELAMAT HARI HAM SEDUNIA 2020, RECOVER BETTER

Kisah Inspiratif Partisipasi Perempuan

  1. Ibu Kartini sendiri merupakan contoh nyata partisipasi perempuan. Beliau mendirikan sekolah khusus perempuan di Rembang untuk memajukan pendidikan perempuan.
  2. Dr. Ing. Ainun Habibie, seorang pakar teknologi penerbangan, berperan penting dalam pengembangan pesawat N250 Gatot Kaca.
  3. Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, dikenal atas kegigihannya dalam memberantas pencurian ikan dan melestarikan sumber daya laut Indonesia.

Mereka adalah segelintir contoh perempuan Indonesia yang berkarya dan memberikan kontribusi nyata untuk bangsa.

Kita semua memiliki peran untuk membangun negeri. Perempuan dan laki-laki harus bekerja sama untuk mewujudkan cita-cita Kartini, yaitu Indonesia yang adil, sejahtera, dan maju dengan perempuan yang berdaya. Mari jadikan Hari Kartini 2024 sebagai titik balik untuk memperkuat partisipasi perempuan dalam membangun negeri. Dengan semangat Kartini, kita wujudkan Indonesia yang lebih gemilang!